Tambang perak di Jawa Timur memang telah menjadi salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan tambang perak juga membawa dampak yang cukup signifikan terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu, upaya konservasi menjadi sangat penting untuk dilakukan guna menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di wilayah tersebut.
Menurut data dari Badan Lingkungan Hidup Jawa Timur, tambang perak di Jawa Timur telah menyebabkan kerusakan hutan dan degradasi lahan yang cukup parah. Hal ini tentu saja berdampak pada ekosistem dan keberagaman hayati di wilayah tersebut. Selain itu, proses penambangan yang menggunakan bahan kimia berbahaya juga dapat mencemari air tanah dan udara di sekitar lokasi tambang.
Pakar lingkungan dari Universitas Airlangga, Dr. Budi Santoso, mengatakan bahwa “tambang perak di Jawa Timur harus diawasi secara ketat agar tidak merusak lingkungan hidup. Upaya konservasi yang terencana dengan baik perlu dilakukan untuk menjaga ekosistem yang ada.”
Salah satu upaya konservasi yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi tambang yang ramah lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan meminimalisir penggunaan bahan kimia berbahaya dan mengelola limbah tambang dengan baik. Selain itu, perusahaan tambang juga perlu melakukan reklamasi lahan bekas tambang untuk mengembalikan fungsi ekosistem yang telah terganggu.
Menurut Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Jawa Timur, Bambang Suryono, “kami terus mendorong perusahaan tambang perak di Jawa Timur untuk melakukan upaya konservasi lingkungan demi menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di wilayah tersebut.”
Dengan adanya kerjasama antara pemerintah, perusahaan tambang, dan masyarakat setempat, diharapkan tambang perak di Jawa Timur dapat beroperasi secara bertanggung jawab dan berkesinambungan. Upaya konservasi yang dilakukan akan menjadi investasi untuk masa depan, agar generasi mendatang juga dapat menikmati keindahan alam Jawa Timur yang lestari.